Puasa dan Sabar

Hari ke 24

Alhamdulillah memasuki bagian akhir ramadhan yang mulai membuat kita tetap bersemangat dan berbahagia.

Orang-orang yang berpuasa adalah orang-orang yang sabar. Orang yang mampu menahan hawa nafsunya untuk mendekatkan diri pada Allah. Orang yang mampu untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena ingin dekat dengan Allah. Dalam Surah Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman, Allah akan berikan, cukupkan orang-orang yang sabar pahala tanpa hitungan. Artinya, Allah dapat melipatgandakan pahala orang-orang yang sabar hingga tidak terbatas. “Sabda Rasul, puasa itu separuh dari kesabaran kita. Sabar melawan hawa nafsu, sabar tidak melakukan kemungkaran. Karena itu, dari puasa kita tidak semua sempurna. Ada yang tidak punya efek apa-apa,” tuturnya. Berpuasa bukanlah hal yang mudah bagi umat manusia. Ada sebagian di antara mereka mengerjakan ibadah puasa hanya untuk menggugurkan kewajiban tanpa memperoleh apa-apa.

Imam Al Ghazali membagi tingkatan puasa menjadi tiga level, yaitu puasa umum, puasa khusus dan puasa yang sangat khusus. “Puasanya orang pada umumnya ialah yang hanya puasa perut dan syahwat, tidak makan, tidak minum, tidak ada arti lain. Hanya menggugurkan kewajiban tapi faedah dan hikmah berpuasa tidak dapat,”
Puasa pada tingkatan berikutnya, yaitu puasa khusus atau istimewa, yakni umat manusia yang meninggalkan dosa-dosa dari organ tubuhnya.

Puasa yang dapat meninggalkan dosa mata saat melihat, telinga saat mendengar, mulut saat berbicara, bahkan tangan mengetik. Berpuasa dari kemungkaran mencaci dan menyakiti orang. Pada saat menjalankan puasa, kita merasa sangat dekat dan selalu diawasi oleh Allah. “Barangsiapa tidak mampu meninggalkan ucapan buruk dan perbuatan keji, Allah tidak butuh untuk meninggalkan makan dan minumnya. Puasa bukan cuma makan dan minum,” Sementara itu, tingkatan yang tertinggi, puasa yang sangat istimewa adalah puasa hati dari keinginan-keinginan yang rendah seperti memikirkan jabatan dan harta duniawi. Artinya, saat menjalankan puasa kita tidak teringat dengan hal lain, kecuali Allah. “Ini agak sulit dilaksanakan hanya orang-orang yang dipilih oleh Allah, yang sehari penuh hanya terpikir Allah, tidak pernah terlintas hal lain,” ujarnya.

Kesempurnaan puasa kita menjadi orang sabar, sabar meninggalkan kepentingan diri, sabar meninggalkan dunia, inilah yang disebut bahwa Allah memberikan pahala tanpa batas. Tanda-tanda puasa diterima oleh Allah yaitu manakala kita memiliki perubahan pada diri kita, kembali pada kefi trahan kita, meningkat ibadah kita, takwa kita, itulah tanda puasa kita diterima Allah.

Bulan Ramadhan yang disebut juga dengan syahrus shabr, bulan kesabaran. Dikatakan demikian karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa. Menahan lapar adalah latihan sabar. Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak mengumpat adalah latihan sabar. Rasul SAW bersabda :

وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ

Puasa itu setengah sabar (HR. Tirmidzi)

       Sabar berasal Bahan Arab ,dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan.
Menurut istilah, sabar adalah :Menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa lainnya. Lalu bagaimanakah Ciri-ciri orang sabar?
Orang yang sabar biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Giat bekerja
- Tidak mudah marah
- Rajin beribadah
- Suka bersedekah dan membantu orang lain
- Tidak berbicara kotor
- Senantiasa mengalah demi kebaikan, - Ikhlas.

Cara kita dapat sabar menghadapi masalah dan cobaan.

- Sabar untuk berniat sukses, bebas dan jaya serta sembuh dari sakit dan punya niat untuk beribadah.( jangan cuma niat , tapi lakukanlah )

- Kalau kita suatu saat diuji dengan sesuatu masalah  , kita harus sadar bahwa yang pertama harus di miliki adalah Husnuzhon( berbaik sangka ) kepada Allah, karena seburuk buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.

- Sabar mentafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan

- Bersabar ketika ikhtiar menginginkan sesuatu/ yang baik

- Sabar untuk tidak mengeluh

Manfaat sabar untuk diri kita: 

• Mudah menyelesaikan suatu permasalahan, karena biasanya orang sabar dalam berfikir selalu tenang.
• Jarang mempunyai konflik dengan orang lain
• Tidak kaget dan tidak panik dalam menghadapi suatu masalah

         Kisah dizaman Rasul SAW: Suatu hari, seorang perempuan berkulit hitam datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. "Aku menderita penyakit ayan (epilepsi), ketika sakitku kambuh aku tak sadar hingga melepas pakaianku dan terbukalah auratku" kata perempuan itu, "Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya."

"Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga" jawab Rasulullah, "tetapi jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu."

"Aku pilih bersabar" jawab perempuan itu mantap, "Maka doakanlah aku agar auratku tidak tersingkap ketika penyakitku kambuh." Maka Nabi mendoakannya dan perempuan itu pun kemudian menjadi ahli surga.

         Demikianlah salah satu contoh sabar dan bagaimana ia mengantarkan seseorang menuju surga. Kita, yang diuji tidak lebih berat dari perempuan berkulit hitam tersebut, mampukah memiliki kesabaran selevel dengannya, atau justru kita gemar mengeluh dan berputus asa dari rahmat-Nya?

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar : 10).

       Maka di bulan kesabaran ini, kita perlu melatih dan mengasah tingkat kesabaran kita. Islam mengajarkan bahwa sabar itu ada pada tiga hal:

Pertama, sabar dalam ketaatan

Artinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala meskipun perintah itu berat dan dibenci oleh nafsunya. Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal yang merintangi; mulai dari kemalasan dan faktor intern lain sampai dengan cemoohan orang, kebencian musuh Islam, dan faktor ekstern lainnya.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)

Kedua, sabar dalam meninggalkan larangan

Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, tetapi ia tidak sabar dalam meninggalkan larangan. Shalat dijalankan tetapi judi juga tidak bisa ditinggalkan. Puasa dilakukan tetapi ghibah tetap jalan. Sehingga ada istilah prokem STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan.

Kesabaran juga harus diimplementasikan dalam meninggalkan kemaksiatan dan larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang yang mampu meninggalkan kemaksiatan, khususnya kemaksiatan emosional, seperti marah, disebut oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai orang yang kuat, secara hakiki. Sebab ia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Hadits Rasul SAW:

Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah (Muttafaq 'alaih)

Ketiga, sabar dalam musibah

       Inilah makna sabar yang sudah banyak dimaklumi oleh kebanyakan orang. Meskipun, seringkali orang-orang keliru menggunakan istilah sabar. Yaitu saat seseorang mendapatkan kesulitan lalu ia pasrah tanpa berusaha menghilangkan kesulitan itu atau mencari solusinya dikatakan sabar. Padahal, sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif, ia tidak statis tetapi telah didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimal dan upaya untuk senantiasa mencari solusi atas problematika yang dihadapinya. Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, maka saat itulah sabar bertemu dengan tawakal. Ia menyerahkan kepada Allah. Dan sebab itu Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Hadits Rasul SAW:
Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya. (Muttafaq 'alaih)
 

Salah satu  ciri utama dunia yang tidak akan pernah hilang ialah masalah.

Siapapun yang namanya masih hidup di bumi ini pasti akan menghadapi masalah, karena masalah ada di mana-mana, mulai dari kolong jembatan sampai istana kekuasaan. Dari anak-anak hingga kakek-nenek, semua berhadapan dengan masalah. Prinsipnya setiap jiwa memiliki masalah.

Allah Ta’ala sebagai Pencipta Alam Semesta sudah mengetahui dan karena itu juga telah mempersiapkan metode terbaik dalam menghadapi setiap masalah, yakni dengan sabar dan shalat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

          Aid Al-Qarni dalam buku fenomenalnya La Tahzan menuturkan bahwa jika Rasulullah diimpa sebuah ketakutan, maka beliau akan segera melakukan shalat. Suatu waktu beliau berkata kepada Bilal, “Ketenanganku ada pada shalat.”

         Lebih lanjut Aid Al-Qarni menjelaskan, “Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit dan tiup muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah.”

          Kita banyak menemukan riwayat yang menuturkan bahwa Nabi di kala shalat sungguh sangat thuma’ninah dan bisa dikatakan cukup panjang, utamanya kala beliau shalat sendiri di malam hari. Bahkan Ummahatul Mukminin Syayidah ‘Aisyah pernah menuturkan, kaki Rasulullah sampai bengkak karena lamanya shalat beliau.

          Semua itu tidak lain karena beliau sedang mengadu, memohon, dan berharap kepada Allah agar segala rusan yang berkaitan dengan umat Islam diberikan jalan, diberikan kemudahan, diberikan keberkahan, sehingga umat Islam bisa menjadi umat terbaik yang mampu menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.

Kala kita memohon kepada Allah melalui shalat, tentu sangat tidak elok jika dilakukan dengan tergesa-gesa. Harus tenang dan sabar dalam menjalankannya.

 “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thaha [20]: 132).

Jadi, shalat sebenarnya bukan semata ritual, ia sumber menyedot dan menyadap kekuatan Ilahiyah untuk setiap jiwa mampu menghadapi masalah dengan tenang, cerdas dan solutif. Sebab dalam shalat ada masa dimana Allah sangat dekat pada seorang hamba, yakni di kala sujud.

“Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka perbanyaklah berdo’a di dalam sujud.” (HR. Muslim).

        Dengan demikian mari kita jadikan shalat sebagai media penting dalam hidup kita untuk benar-benar dekat kepada Allah Ta’ala untuk menemukan solusi dari setiap masalah yang kita hadapi. Bukan sekedar ritual dan kurang begitu antusias dalam menjalankannya.

         Bahkan tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi dengan sabar. Dengan bersabar, masalah apa pun, insya Allah akan tersolusikan. Seberapa pun besar permasalahan yang kita hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. Karena janji Allah adalah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.

 “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155).

        Dengan demikian, usah sedih, apalagi berputus asa. Biarlah masalah mewarnai hidup kita, apa pun dan sebesar apa pun. Semua itu in syaa Allah akan sirna seiring kita memohon solusi kepada Allah dengan sabar dan shalat. Karena jika Allah sudah berjanji, mustahil Allah tidak menepatinya, yakinlah!

Semoga di bulan Ramadhan yang juga dikenal sebagai bulan kesabaran ini kita mampu melatih kesabaran kita dan dikuatkan kesabaran kita oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/ramadan/311729/puasa-dan-kesabaran, https://sumbarprov.go.id/home/news/18593-ramadhan-mendidik-jiwa-sabar

#puasamenulis_24

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KEGIATAN UJIAN PRAKTEK PENJASORKES

RPP BERDIFERENSIASI PJOK SMP