Upacara Bendera Hari Senin


Wajah sekolah

Setiap hari Senin mungkin merupakan hari yang menjengkelkan, banyak yang punya moto 'I Hate Sunday' memang bukan hal yang disalahkan karena setelah liburan hari Sabtu dan Minggu kita telah dihadapkan lagi dengan rutinitas yang sangat membosankan.

Namun buat saya hari Senin merupakan hari yang paling asik, hari untuk mengawali lagi satu minggu yang membahagiakan dan akhirnya bertemu lagi dengan hari Sabtu dan Minggu yang lebih membahagiakan lagi. Seperti Senin yang lain bangun pagi hari yang cerah, diiringi dengan siulan merdu burung-burung yang telah bergegas mencari nafkah pagi hari berlomba dengan matahari pagi yang menyinari bumi dan menghangatkan dunia.

Senin pagi ini sangat cerah, upacara bendera yang merupakan kegiatan rutin  menjadi moment untuk saya menjadi pembina upacara menggantikan Bapak Abdul Rojak, S.Pd yang tidak dapat hadir dan juga Kepala Sekolah yang sedang ada urusan dinas di Diknas Kab. Bogor, Wakasek yang belum datang namun seluruh siswa telah dibariskan dengan rapi oleh saya sendiri.

Walaupun agak lambat upacara akhirnya dapat dimulai jam 07.40, pembawa acara membacakan susunan acara dengan baik yang dimulai dengan setiap ketua kelas menyiapkan barisannya. Dilanjutkan dengan Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara. Saat pengibaran bendera dilaksanakan dan diiringi dengan lagu Indonesia Raya mulai terasa kejanggalan dengan lagu Indonesia Raya karena terdengar agak aneh di telinga, maklum saya mengalami upacara bendera 6 tahun SD, 3 tahun SMP dan 3 tahun SMA, ditambah 8 tahun sewaktu menjadi guru honor dan 12 tahun saat menjabat PNS di SMPN 2 Cigudeg. Jadi untuk lagu Indonesia raya sangat merasuk sekali di dalam hati, juga lagu mengheningkan cipta yang tidak pernah diamandemen sehingga nada demi nada serta bait demi bait lagu sangat mendalam dalam hati.


Juga saat memasang bendera tidak seperti pengibar bendera di istana negara yang tegas dan berseni tinggi (Paskibraka).



Mengheningkan cipta yang terbaik mungkin dapat terdengar seperti ini

 
Saat pembacaan pembukaan UUD1945 yang dibacakan oleh petugas agak tersendat karena 4 alinea yang tak biasa dibaca, namun saya hafal isi pembukaan UUD 1945 di luar kepala sejak kelas II SMP sewaktu menjadi petugas upacara.  

Setelah itu adalah pembacaan Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta, kuncinya agar terasa bersemangat Pembina upacara harus membacakan Pancasila dengan bersemangat sehingga seluruh peserta akan bersemangat.

Ketika amanat pembina upacara seluruh barisan diistirahatkan, saat inilah dimana pembina upacara akan menjadi pusat perhatian dari peserta upacara dan apa yang diamanatkan harus sesuai dengan kebutuhan para peserta, amanat yang dibawakan pada hari itu berkaitan dengan pelaksanaan upacara, kemudian pelaksanaan kebersihan kelas, persiapan kelas 9 untuk menghadapi ujian nasional, pelaksanaan kbm untuk kelas 7 dan 8 agar efektif dan nasehat lain mengenai sholat dan keseharian siswa, sedari awal telah saya katakan sebagai pembina bahwa yang tidak kuat silahkan menuju ruang guru, namun sebelum amanat selesai Riska Mayasari kelas 9 yang hampir setiap upacara pasti pingsan, dengan pasrah pingsan padahal ia sebagai pembaca do'a dan teman-teman dan guru yang ada mengevakuasi ke ruang TU.

Sebelum upacara selesai ternyata hujan mulai menetes, namun tetap para peserta tidak bergeming dan terus mengikuti upacara sampai selesai, namun karena saya sebagai pembina upacara mengambil alih pimpinan dan membubarkan peserta upacara, upacara selesai.

Demikian setiap senin akan berulang dengan berganti petugas, berganti pembina, namun perlu diperhatikan, upacara akan hikmat dan tertib tergantung siapa yang jadi pembina upacara, maka jadilah pembina upacara yang terbaik untuk semuanya.
 


 

Komentar

mr.superSimple mengatakan…
semangat,keren
http://adhi.rahmawan10.student.ipb.ac.id/

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KEGIATAN UJIAN PRAKTEK PENJASORKES

RPP BERDIFERENSIASI PJOK SMP