SEKOLAH ANTI TAWURAN

Permasalahan tawuran pelajar yang sudah mencapai titik kriminal merupakan tanggung jawab kita bersama, tidak hanya persoalan sekolah, pemerintah ataupun dinas pendidikan saja, namun mencakup keluarga, lingkungan dan banyak faktor pendukung lainnya.

Tawuran secara filosofisnya adalah perang mempertahankan nama baik dari usaha penjelek-jelekan pihak lain, tawuran terjadi bila dilakukan secara berkelompok dan melibatkan komponen-komponen tertentu. Pada dasarnya semua tawuran diadakan secara terencana.

Bila dilihat persentase tawuran secara global yang menjadi pelaku tawuran hanya sekolah-sekolah tertentu yang telah mempunyai tradisi tersebut selama bertahun-tahun, melibatkan alumni dan juga 'jagoan-jagoan' dari sekolah tersebut, namun yang menjadi korban malah siswa yang tidak tahu menahu dengan permasalahan tawuran itu sendiri, biasanya korban merupakan anak yang pendiam, punya reputasi baik di sekolah maupun di rumah. Para pelaku tawuran sendiri tidak pernah menjadi korban karena mereka punya kemampuan survival seperti harimau, atau bahkan serigala yang hanya dapat mengaum bila ada dalam kelompoknya, bila dalam keadaan individu cenderung menutupi diri bahkan bersembunyi, perilaku atau insting hewan ini yang menjadi ciri khas pelaku tawuran, perhatikan bila ada siswa yang terlibat tawuran dan tertangkap baik oleh polisi atau guru mereka cenderung bersikap seperti 'domba' tidak menunjukkan perilaku kebuasannya dan seperti penurut, maka akhirnya mereka akan mendapat hukuman yang ringan bahkan dilepaskan dari tahanan polisi karena di bawah umur.

Untuk meredam aksi tawuran antar pelajar ini perlu kita sosialisasikan Sekolah Anti Tawuran dengan beberapa program yang dapat dilaksanakan dengan mudah, diantaranya :

1. Menanamkan karakter positif untuk tidak menyukai tawuran, apalagi sampai tindakan penganiayaan bahkan pembunuhan.
2. Memberikan kegiatan positif dalam ekstrakuriler seperti kegiatan bela diri, pramuka, KIR dan lainnya yang sekarang bertambah redup keberadaannya karena sistem pembiayaan BOS yang semakin mempersulit ruang gerak eskul di sekolah.
3. Mengadakan pembiasaan dengan kegiatan rohani atau kegiatan-kegiatan sosial serta berinteraksi dengan kegiatan antar sekolah pelaku tawuran.
4. Mengadakan kegiatan kompetisi olahraga ataupun kompetisi akademik dalam wilayah yang sering tawuran, karena pola tawuran sendiri tidak dilakukan antara siswa jawa barat dengan papua, melainkan sekolah dengan jarak yang dekat.
5. Membuat tim damai dalam sekolah dan memberikan informasi seluas-luasnya tentang bahaya tawuran srta tim pencegahan tawuran, bisa dengan mengambil satu atau lebih pelaku tawuran yang dijadikan mata-mata sehingga tawuran dapat dicegah atau dihindari.











 

6. Mengadakan lomba poster anti tawuran dan dapat diakses oleh seluruh warga sekolah untuk di sebar luaskan ke teman-temannya.
7. Mempererat hubungan guru dengan siswa, tidak membuat jarak dan menjadikan siswa sebagai partner dalam pembangunan sekolah.

Masih banyak lagi yang dapat kita lakukan, dengan adanya keinginan untuk membuat sekolah anti tawuran dari seluruh elemen, Insya Allah tawuran tidak akan terjadi lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KEGIATAN UJIAN PRAKTEK PENJASORKES

RPP BERDIFERENSIASI PJOK SMP