Puasa dan Silaturahmi

 Hari 9


Tak terasa sudah 9 hari kita melaksanakan ibadah puasa. Marilah kita mengucap syukur atas rezeki dan nikmat sehat wal afiat yang telah Allah berikan. Apa makna silaturahmi di bulan Ramadan? Sebenarnya silaturahmi memiliki makna spesifik. Dalam nash Alquran dan Hadits begitu banyak yang mengulas topik tentang ini. Salah satu hadits Nabi Muhammad saw. yang populer d iantaranya adalah: “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan puasa?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan.” (HR. Bukhari-Muslim).

Pesan nabi soal silaturahmi menunjukkan betapa seseorang yang mendamaikan (juru damai) antara saudara yang sedang bertengkar atau berselisih sangat diapresiasi dalam bentuk pemberian pahala yang lebih besar oleh Allah SWT, dibandingkan ibadah ritual seperti salat dan puasa. Artinya, keberadaan kita sebagai makhluk sosial harus memberikan manfaat kepada orang lain.

Selain menyandang bulan penuh hikmah, bulan suci Ramadan bisa disebut sebagai bulan silaturahmi. Bulan di mana semangat menyambung persaudaraan biasa dilakukan oleh umat Islam, khususnya muslim Indonesia. Bulan Ramadan bukan hanya sebagai sarana meningkatkan ibadah secara vertikal, tetapi juga ibadah secara horizontal.

Bulan Ramadan adalah momen menjalin kebersamaan dengan sesama Muslim, seperti salat Tarawih, kuliah subuh, kultum bakda Zuhur, dan sebagainya. Semua itu dibungkus dalam wadah kebersamaan yang dirajut dalam ikatan silaturahmi.

Pada bulan ini, hati seorang Muslim nampak begitu lapang, pemaaf, dan memiliki semangat persaudaraan yang tinggi. Tidak salah jika Ramadan adalah bulan silaturahmi, yaitu saat-saat kita sangat terbuka untuk menjalin hubungan sosial yang renggang, jauh, atau bahkan terputus.

Silaturahmi pada Ramadan sangat mudah dilakukan dengan alasan keagamaaan yang kuat tanpa harus merasa kehilangan harga diri.

Sebagai makhluk sosial kita pasti membutuhkan interaksi dengan sesama. Kita tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri karena kita menjalankan peran dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaan.

Sebagai manusia kita tidak dapat menyadari individualitas kecuali melalui medium kehidupan sosial. Esensi kita sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran tentang status dan posisi dalam ranah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

Untuk menjalankan fungsi sosialnya secara maksimal, Islam menyediakan cara yang disebut dengan silaturahmi. Pelaksanaan silaturahmi akan menemukan pemaknaan puncaknya saat dilakukan oleh seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Terlebih lagi ibadah puasa mengandung dimensi sosial yang sangat tinggi, dimana “rasa lapar dan haus” harus direfleksikan dalam bentuk kepedulian (caring) kepada sesama dalam berbagai bentuknya, seperti saling memaafkan, berkunjung, menyambungkan ikatan persaudaraan yang terputus, menyenangkan sesama berupa pemberin sedekah atau hadiah, dan lainnya. Khusus untuk silaturahmi dijanjikan akan mendapatkan usia yang panjang dan karunia rejeki yang senantiasa bertambah.

Makna silaturahmi yang dilakukan pada Ramadan selain akan menumbuhkan semangat individu dalam memaknai kehidupan sosialnya dengan ikatan spiritual, juga akan mendapatkan kepuasan batin, bahwa kehidupan bersama harus tetap dijaga, dipupuk, distimulasi, dan dikembangkan dalam beragam ekspresi keberagamaan, seperti buka puasa bersama, salat Tarawih berjemaah, santunan melalui bazaar murah, dan sebagainya.

Intinya adalah, silaturahmi di bulan Ramadan akan mandapatkan dua keuntungan sekaligus, untung secara spiritual dengan limpahan pahala yang besar, juga untung secara sosial (horizontal) karena akan sehat mental, panjang umur, dan bertambahnya rejeki.

Hal positif yang selalu muncul di setiap bulan Ramadhan adalah interaksi masyarakat yang lebih sering bertemu di acara tertentu. Misalnya, masyarakat mendatangi masjid dan musala untuk melaksanakan salat tarawih, mereka saling berkomunikasi. Sehingga silaturahmi kembali diperkuat.

Dan tidak hanya ketika salat tarawih saja terjadi pertemuan, ketika salat maghrib dan salat subuh, masyarakat juga ramai mendatangi masjid dan musala. Di samping itu, di akhir Ramadan yaitu 10 hari terakhir masyarakat bertemu di acara iktikaf. Dan dari waktu ke waktu, semakin banyak umat Islam yang melaksanakan iktikaf.

Selain itu, di bulan Ramadhan, silaturahmi juga tersambung melalui acara buka puasa bersama. Baik yang dilakukan oleh sesama alumni sekolah dari TK hingga perguruan tinggi, maupun sesama rekan satu kantor, satu organisasi, dan lainnya. Dan biasanya dari buka puasa bersama dilanjutkan dengan mengumpulkan santunan untuk anak yatim piatu dan fakir miskin.

Ramadhan adalah bulan yang penuh keagungan, di mana Alquran juga turun di bulan ini. Bulan Ramadhan memang istimewa, karena amal ibadah kita langsung dinilai oleh Allah SWT.

Di bulan Ramadhan, silaturahmi antarkeluarga juga terjalin, di antaranya saling berkunjung untuk bermaaf-maafan atau berbuka puasa bersama hingga salat tarawih bersama. Demikian juga dengan kegiatan ziarah kubur keluarga menjelang Ramadan, sering menjadi ajang silaturahmi keluarga, mereka mendoakan anggota keluarga yang sudah tiada, dan juga mendoakan anggota keluarga yang masih hidup.

Hal demikian menunjukkan bahwa semangat bersilaturahmi antara sesama muslim memberikan dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat. Karena dengan saling bersilaturahmi, persatuan dan kesatuan akan semakin kokoh. Selain itu solidaritas dan kepedulian sosial juga lebih tinggi dibanding bulan lain.

Berpuasa dan bersilaturahmi, ternyata memberikan banyak kebaikan kepada yang melakukannya. Bertemu, bersalaman, saling menyapa, saling senyum, mampu memberikan energi untuk bersatu, bergotong royong, sehingga mampu memberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.

Di bulan Ramadhan, dengan ramainya masyarakat salat tarawih dan salat berjamaah, infak banyak terkumpul. Biasanya di bulan Ramadhan infak terkumpul jauh lebih banyak dibanding bulan lainnya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Bagi siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menjalin silaturahmi.” (HR. Mutafaq Alaih).

Sementara di hadis lain, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi, maka ajalnya akan diundur, hartanya akan diperbanyak, dan akan dicintai oleh keluarganya”. (HR. Bukhari).

Dan bulan Ramadhan memang merupakan saat yang tepat untuk memperkuat silaturahmi, baik antar keluarga, kerabat, maupun kepada tetangga, teman, rekan kerja, mitra bisnis dan lainnya. Karena setiap kebaikan maupun ibadah yang dilakukan oleh setiap muslim dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT dan Dia langsung yang memberikan balasannya.

Mari kita isi Ramadhan tahun ini dengan berbagai kebaikan, baik yang bermanfaat untuk pribadi dan keluarga maupun yang bermanfaat untuk masyarakat. Karena Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk membangun kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Salah satunya adalah bersilaturahmi. Semoga Allah Swt memberikan pertolongannya untuk kita semua sehingga kita bisa melaksanakan puasa dan ibadah lainnya selama satu bulan penuh.

Sumber : https://m.tribunnews.com/amp/ramadan/2016/06/14/makna-silaturrahim-di-bulan-ramadan, https://posmetropadang.co.id/ramadhan-dan-silaturahmi/

#puasamenulis_9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KEGIATAN UJIAN PRAKTEK PENJASORKES

RPP BERDIFERENSIASI PJOK SMP