Puasa dan Keluarga Sakinah

 Hari ke 5


Dari semua bentuk ibadah, puasa adalah ibadah yang paling pribadi, personal (private), tanpa kemungkinan bagi orang lain untuk dapat sepenuhnya melihat, mengetahui, dan apalagi menilainya. Oleh karena itu, bila dikaitkan dengan hubungan suami-isteri, nilai yang ditanamkan oleh ibadah puasa adalah kejujuran dan kesetiaan. Misalnya penghasilan yang diperoleh suami adalah benar-benar halal, bukan dengan cara korupsi, mencuri, merampok, dan lainnya. Juga bersikap jujur dan transparan kepada isteri, misalnya, memberitahu berapa penghasilan yang diperolehnya dan untuk apa saja dia belanjakan, sehingga yang dapat diberikan kepada isteri hanya dalam jumlah tertentu saja.

Nilai lain adalah amanah dan tanggung jawab. Keluarga adalah amanah Allah yang harus dijaga, diayomi dan dilindungi, tidak mengabaikan isteri dan anak demi kepentingan sendiri. Menunaikan kewajiban dan tanggung jawab kekeluargaan bukanlah sekedar tugas atau rutinitas, tetapi lebih dari itu yakni merupakan kewajiban dan keutamaan yang dihargai tinggi. Kewajiban dan tanggung jawab suami-isteri hendaknya dilakukan dengan cara yang tidak menggurui atau merendahkan salah satu pihak, apalagi dengan memaksakan kehendak dan mau menang sendiri. Di dalam sebuah hadis riwayat Ibn Hibban disebutkan: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya.”

Dalam berumah tangga antara suami-isteri memiliki kedudukan yang seimbang, oleh karena itu, rasa egois semestinya dapat dihilangkan dari kepribadian seorang suami dan isteri. Sikap terbuka dari seorang suami terhadap kritik dari isteri dan anak, mau bermusyawarah, mendengar keluhan isteri dan anak, tidak melecehkan, mau menanyakan kabar isteri dan anak walaupun sedang sibuk bekerja di kantor, di lapangan adalah perilaku yang baik dan terpuji. Keikhlasan seorang isteri menyiapkan makan sahur, menu buka puasa merupakan bentuk ibadah yang pahalanya besar, tutur kata yang lembut, wajah yang jernih selalu berseri serta senyum yang santun dan tulus menghias wajah ketika berada di samping suami atau isteri adalah bagian dari sedekah.

Puasa juga merupakan pengendalian diri dari sikap emosi, sekiranya ada masalah dalam rumah tangga, maka selesaikan dengan sikap arif dan bijak tanpa harus bersikap reaktif dan marah sebagaimana yang dicontohkan baginda Rasulullah. Nabi pernah mendapati Aisyah tengah marah besar terhadapnya, tetapi Nabi tidak bertindak reaktif, tak tampak sama sekali beliau marah, malah membias senyum di bibir Nabi.

Nilai lainnya yang diajarkan melalui puasa adalah bersikap santun dan sabar. Suami-isteri dituntut untuk bersabar atas berbagai kekurangan dan kelemahan yang ada pada pasangannya, misalnya suami tidak mampu membelikan istri baju baru karena kondisi ekonomi yang tidak mengizinkan atau isteri kurang memiliki keterampilan dalam menata rumah, membuat aneka kue untuk menyambut lebaran nanti, hendaknya masing-masing pihak menyikapinya dengan dewasa, dan bijaksana.

Dalam sebuah rumah tangga, perbedaan pendapat pasti akan terjadi dan itu merupakan hal yang lumrah dan alamiah, karena tidak ada makhluk yang sempurna, oleh karena itu bisa saja apa yang kamu benci dari pasanganmu menyimpan sekian banyak kelebihan yang tidak kamu ketahui. Oleh karena itu usahakan secara sungguh-sungguh agar rahasia rumah tangga, kesulitan yang dihadapi, penderitaan yang dirasakan jangan bocor kepada rekan kerja atau teman sebaya yang belum diketahui ketulusan hatinya.

Jika pada suatu saat nanti terpaksa meminta bantuan pihak lain, maka sampaikan kepada orang tua, atau sekiranya merasa risih maka sampaikan kepada anggota keluarga lain yang lebih tua terlebih dulu. Kemudian nilai lain adalah kebersamaan waktu berbuka puasa dan makan sahur memberikan dampak positif bagi keluarga karena memberi kehangatan yang dapat menumbuhkan keharmonisan dan ketenteraman.

Apabila masing-masing pihak melaksanakannya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan maka keluarga sakinah yang didambakan mudah-mudahan dapat terwujud yang ukurannya adalah masing-masing pihak akan teringat kepada pasangannya serta berdoa untuk keselamatan dan kebahagiaan pasangannya itu di manapun dia berada terlebih ketika di bulan suci Ramadhan ini.

Keluarga sakinah adalah wujud keluarga yang sangat didambakan bagi setiap orang yang membangun rumah tangga melalui perkawinan. Dalam al-Quran surat al-Rum/30 ayat 21 ditegaskan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan suatu keluarga yang sakinah (tenteram), mawaddah (penuh cinta kasih), dan rahmah (penuh kerahmatan) di antara anggota keluarga, yaitu suami, isteri, dan anak-anaknya. Untuk menciptakan suatu keluarga yang sakinah dibutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Interaksi antar semua keluarga merupakan proses yang harus dibangun dengan dasar ketulusan jiwa dan kesabaran.

Salah satu nilai yang diajarkan puasa adalah kebersamaan waktu berbuka puasa dan makan sahur memberikan dampak positif bagi keluarga karena memberi kehangatan yang dapat menumbuhkan keharmonisan dan ketenteraman dalam keluarga.

“Berhari-hari bahkan berbulan-bulan jarang sekali menemukan kesempatan dan keakraban di meja makan. Dengan puasa, kita punya kesempatan untuk sahur dan berbuka puasa bersama. Berbuka puasa dan sahur bersama adalah salah satu cara untuk merekatkan keakraban antar anggota keluarga.,” tambahnya.

Di bulan puasa, seluruh keluarga setiap hari bisa berinteraksi, berdiskusi, berbagi rasa, dan berbagi kesenangan misalnya pada saat sahur bersama, buka bersama, dan shalat bersama, terutama ketika shalat tarawih. Saat-saat seperti ini terkadang sulit diperoleh di luar bulan puasa karena kesibukan pekerjaan oleh sebagian keluarga. Karena itulah, puasa dan bulan puasa merupakan saat yang sangat efektif untuk mewujudkan keluarga yang sakinah.

Sikap tulus dan sabar juga diajarkan di dalam puasa. Sikap tulus dan sabar ini akan dimiliki ketika orang benar-benar melaksanakan puasa. Puasa yang intinya pengendalian nafsu menuntut seseorang untuk bersabar dan menahan sifat marah. Sekiranya ada masalah dalam rumah tangga, maka selesaikan dengan sikap arif dan bijak tanpa harus bersikap marah kepada pasangan atau anak-anak. Keluarga yang dibangun dengan penuh tulus dan kesabaran akan mempercepat proses tercapainya keluarga sakinah.

Nilai lain yang diajarkan puasa adalah sifat amanah dan tanggung jawab. Keluarga adalah amanah Allah yang harus dijaga, diayomi dan dilindungi, tidak mengabaikan isteri dan anak demi kepentingan sendiri. Menunaikan kewajiban dan tanggung jawab kekeluargaan bukanlah sekedar tugas atau rutinitas, tetapi lebih dari itu yakni merupakan kewajiban dan keutamaan yang dihargai tinggi. 

Nilai keikhlasan yang diajarkan puasa juga melatih suami atau istri untuk selalu bersikap ikhlas terhadap pasangannya. Tidak berharap di luar kemampuan suami atau istri.

Langkah Praktis Membina Keluarga Sakinah di rumah

Kebersamaan keluarga melakukan ibadah dan aktivitas di bulan Ramadhan seperti makan sahur dan buka bersama, merupakan momen ibu, bapak dan anak dapat saling ngobrol dan bercerita seputar kegiatan atau masalah yang sedang dihadapi. Sholat wajib dan tarawih berjamaah juga momen yang tepat bagi seorang bapak sebagai kepala keluarga menjadi imam sholat dimana anggota keluarga yang lain menjadi makmum. Sungguh suatu keadaan yang membahagiakan dan menentramkan. Selain itu aktifitas tadarus juga dapat dilaksanakan bersama-sama dengan saling menyimak bacaan, apabila ada kekeliruan dalam membaca saling membetulkan juga merupakan momen yang tepat untuk menumbuhkan kepedulian akan sesama.

Kebersamaan keluarga dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan menjadikan hubungan lahir, bathin dan emosional semua anggota keluarga akan menjadi semakin erat sehingga menumbuhkan rasa kasih dan sayang serta kepedulian sesama anggota keluarga. Spirit kepedulian terhadap sesama anggota keluarga juga telah dijelaskan dalam Q.S.At Tahrim, 66:6. ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

Demikian untuk menjadi renungan untuk kita semua

Sumber : https://update.unisayogya.ac.id/covid19/ramadhan-momentum-terbaik-pembinaan-keluarga-sakinah/

https://ponpes-uswatunhasanah.blogspot.com/2018/05/keluarga-sakinah-ramadhan.html?m=1

https://www.kemenagkarimun.com/2015/07/menerapkan-nilai-nilai-puasa-dalam.html?m=1


#puasamenulis_5

Komentar

Unknown mengatakan…
luar biasa pa hji isinya, smoga keluarga kita selalu diberikan perlindungan aallloh swt dri segala keburukan aamiin
Dedi Rahmat mengatakan…
Aamiin makasih semoga terkabul

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KEGIATAN UJIAN PRAKTEK PENJASORKES

RPP BERDIFERENSIASI PJOK SMP