Guru Profesional dan Guru Idamanku



Artikel ini diposting oleh : MARISSA LIVIANI kompasiana.com/MarissaLiviani
Seorang siswi di salah satu SMA di Surabaya. Menyukai dunia kepenulisan dan dunia seni serta desain. di Kompasiana.com pada hari Kamis, 21 Maret 2013
Di Copas seluruhnya dengan suntingan sedikit pada beberapa kata karena sangat menarik dan bermanfaat untuk para guru sebagai renungan dan masukan yang bermanfaat.

Pendidikan di Indonesia saat ini sepertinya sedang ada di dalam keterpurukan. Guru yang sebenarnya merupakan peran utama dalam pendidikan sepertinya tak peduli dengan bagaimana pendidikan itu berjalan. Jarang sekali muncul sosok seorang guru yang peduli dengan proses dan fungsi dari suatu pendidikan tersebut. Sebagian besar dari mereka hanya memikirkan gaji dan kehidupan mereka sendiri tanpa memikirkan masa depan peserta didik dan proses pembelajaran yang baik bagi peserta didik-peserta didiknya.Dalam proses pembelajaran dibutuhkan sikap profesional seorang guru agar didapatkan hasil yang terbaik bagi masa depan para peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Menurut saya, guru profesional adalah:

GURU YANG MENYADARI PERANNYA SEBAGAI “GURU”

Sebagian besar guru masa kini seringkali melupakan bahwa perannya adalah sebagai “Guru”. Yang mereka sadari adalah “Guru” hanyalah sekedar profesi penghasil uang, profesi yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Peran tersebut seharusnya dijalankan dengan baik. Guru seharusnya menyadari bahwa peran seorang “Guru” adalah menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

GURU YANG MENGUASAI BAHAN AJAR

Penguasaan bahan ajar sangat dibutuhkan agar proses pendidikan berjalan dengan lancar. Apabila guru tidak menguasai bahan ajar tersebut, maka proses pembelajaran pun akan terhambat.

GURU YANG DAPAT MENCIPTAKAN SUASANA NYAMAN DAN MENYENANGKAN

Jika seorang guru dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, otomatis para peserta didik akan lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran mereka. Pelajaran yang sukar pun akan lebih mudah terserap dan dimengerti oleh otak mereka. Coba saja bandingkan dengan guru yang menciptakan suasana pembelajaran tidak nyaman dan terkesan menyeramkan, suasana yang biasanya diciptakan oleh para guru yang disebut killer, pastilah peserta didik akan lebih sukar berkonsentrasi dalam menyerap materi pembelajaran.

GURU YANG DISIPLIN

Guru adalah contoh bagi peserta didik-peserta didiknya. Maka dari itu kedisiplinan seorang guru pun akan ditiru. Bila gurunya saja tidak dapat menunjukkan sikap disiplin, bagaimana bisa guru mengajarkan kediplinan pada para peserta didik? Contoh-contoh kecil yang kadang terjadi di lingkungan sekolah adalah seorang guru yang saat itu seharusnya mengajar di kelas tertentu, namun entah mengapa ia malah tertangkap basah oleh peserta didiknya, bukannya mengajar, guru itu malah sedang santai di kantin, perpustakaan, atau tempat-tempat lain yang tidak terduga. Tanpa mereka sadari hal sepele itu menjelma menjadi contoh buruk yang kemudian ditiru oleh beberapa peserta didik, misalnya peserta didik menjadi suka membolos. Mereka berpikir, kalau guru saja boleh membolos, mengapa peserta didiknya tidak?

GURU YANG MEMBERIKAN MOTIVASI POSITIF PADA PESERTA DIDIK

Motivasi positif pastinya akan membuat peserta didik lebih bersemangat dalam proses pembelajarannya. Namun, di masa kini jarang sekali motivasi positif itu terlontar dari mulut para guru, mereka justru memberikan kata-kata negatif yang akhirnya menghancurkan semangat belajar para peserta didik. hal itu lagi-lagi dilakukan tanpa sadar apa dampak negatifnya.
Contoh dari kata-kata negatif itu adalah seorang guru yang dengan mudahnya meremehkan seorang peserta didik hanya karena peserta didik tersebut mendapatkan nilai jelek dalam ulangannya, guru itu mencaci maki dan mengatakan bahwa peserta didik itu tidak akan bisa menguasai materi pelajarannya. Tanpa sadar hal seperti ini menjatuhkan semangat peserta didik untuk belajar. Yang tercetak dalam otak peserta didik adalah “Aku tidak bisa dan aku tidak akan bisa”.
Sebuah kata-kata tidak boleh dianggap sebagai hal remeh dan sepele. Kata-kata dapat menjadi motivasi ataupun tombak maut bagi seseorang. Kata-kata seperti “Kamu pasti bisa” akan menjadi motivasi positif bagi para peserta didik.

GURU YANG MEMILIKI MOTIVASI POSITIF UNTUK DIRI SENDIRI

Tak hanya memberikan motivasi positif untuk para peserta didik, guru profesional juga harus memiliki motivasi positif untuk diri mereka sendiri. Mereka harus menyadari bahwa profesi mereka sebagai guru adalah untuk kemajuan bangsa, menciptakan generasi muda berbakat dan berkualitas. Profesi mereka tidak semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, tetapi juga untuk memberikan dan menambah guna bagi peserta didik-peserta didiknya.

GURU YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN PADA PESERTA DIDIK UNTUK BERARGUMENTASI, SALING BERTUKAR PIKIRAN DAN PENDAPAT

Seringkali beberapa guru menganggap bahwa dirinya adalah yang paling pintar dan paling mengerti. Hingga terkadang mereka tidak mau menerima masukan dari peserta didik. Mereka selalu menganggap bahwa dirinya adalah yang paling benar dan peserta didik harus setuju dengan mereka. Sikap seperti ini tentu saja akan membuat peserta didik tidak bisa berpikir secara mandiri.
Lain halnya dengan guru yang dengan senang hati memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berargumentasi, saling bertukar pikiran dan pendapat. Hal ini akan menjadikan para peserta didik dapat berpikir secara mandiri dan dapat menciptakan pendapat-pendapat baru yang mungkin saja berguna untuk masa depan bangsa ini.

GURU YANG TIDAK MENGENAL ISTILAH “ANAK EMAS” ATAU “PESERTA DIDIK KESAYANGAN”

Sebagian besar guru pasti mengenal hal ini dan terkadang mereka memperlakukan anak emas atau peserta didik kesayangannya secara spesial atau bahkan berlebihan. Seorang guru profesional seharusnya dapat memandang para peserta didiknya secara sama rata, tidak ada yang dianggap rendah dan tidak ada yang dianggap terlalu tinggi. Untuk anak yang dianggap sebagai peserta didik kesayangan ini mungkin saja akan lebih bersemangat dalam mempelajari materi yang guru tersebut ajarkan, namun bagaimana dengan peserta didik-peserta didik lainnya? Peserta didik-peserta didik lainnya akan merasa iri dengan peserta didik yang diperlakukan secara spesial tersebut. Mereka akan menganggap bahwa gurunya hanya mempedulikan peserta didik spesial itu dan tidak mempedulikan mereka. Dan hal ini mengurangi nilai profesional seorang guru.

GURU YANG TIDAK MENCAMPURKAN URUSAN PRIBADI DENGAN PEKERJAAN

Urusan pribadi tidak boleh dicampurkan dengan pekerjaan. Namun, beberapa guru biasanya membawa emosi yang mereka dapatkan dari luar menuju ke sekolah. Seringkali para peserta didik menjadi pelampiasan atas masalah yang sedang dihadapinya. Mereka marah-marah tidak jelas dan membuat jam pelajaran para peserta didik menjadi terpotong. Hal ini jelas sangat tidak baik dan merugikan peserta didik. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar dan lebih memperdalam pengetahuan akhirnya terbuang sia-sia.

GURU YANG SELALU MENDUKUNG PARA PESERTA DIDIKNYA

Dukungan dari seorang guru adalah salah satu hal yang diharapkan oleh para peserta didik. Dengan adanya dukungan dari seorang guru, para peserta didik akan lebih termotivasi untuk mencapai hal baik yang mereka impikan.

GURU YANG SELALU DIRINDUKAN DAN DIINGAT OLEH PARA PESERTA DIDIK

Seorang guru profesional pasti akan selalu dirindukan dan diingat oleh para peserta didiknya. Walaupun puluhan tahun berlalu, guru-guru profesional ini tak akan pernah terlupakan jasa-jasanya.

Intinya, guru profesional adalah mereka yang selalu “melakukan hal-hal positif” yang akan menguntungkan bagi para peserta didik dan “menghindari hal-hal negatif” yang akan merugikan para peserta didiknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KEGIATAN UJIAN PRAKTEK PENJASORKES

RPP BERDIFERENSIASI PJOK SMP